Di Balik Megahnya
Masjid “Jin”

Berkunjung ke
Malang rasanya kurang lengkap kalau tidak berunjung ke Pondok Pesantren Bihaaru
Bahri’asali Fadlaailir Rahmah di JL KH Wachid Hasyim Gang Anggur Turen.
Seperta yang dilakuakn jamaah Masjid al Azhar Permata Puri pada 22 Febriari 2020, berkunjung ke Pesantren yang terkenal dengan sebutan “Masjid Tiban” itu dipercaya dibangun pasukan jin. Wow, tentu sungguh mengagumkan namun juga ada “kengerian”.
Namun, menurut
Muhajir, pemandu wisata sekaligus ustaz di pesantren tersebut, Masjid Tiban
Turen, bukanlah masjid. Bangunan 10 lantai tersebut adalah pondok pesantren
sekaligus rumah kediaman pengasuh.
“Memang di
kompleks ini ada masjid yang dulunya musala, namun lokasinya di belakang,
berdekatan dengan madrasah diniyah. Sedangkan untuk bangunan yang menghebohkan
ini, didirikan mulai 1978 oleh pengasuh KH Ahmad Bahru Mafdlaluddin Shaleh yang
dibantu para santri. Jadi bukan dibangun oleh jin yang hanya semalam,
sebagaimana isu yang beredar di masyarakat,” terang dia.
Menariknya,
bangunan megah dengan perpaduan arsitektur bergaya Arab, India, dan Tiongkok
itu, dibuat tanpa arahan arsitek. Dan, letaknya pun berada di permukiman warga
dengan jalan sempit yang tak mungkin dilewati alat-alat berat maupun truk
molen.
“Kami membangun
atas petunjuk Romo Kyai yang sebelumnya melakukan shalat istiharah dan tanpa
ada arahan arsitek mana pun. Setelah Romo Kyai wafat, saat ini pengembangan dan
pembangunan diteruskan oleh Ibu Nyai Luluk Rifqah serta para putra dan mantu,”
kata dia.
Muhajir menuturkan, awal mula pesantren disebut masjid tiban atau masjid jin, karena tak ada warga sekitar yang mengetahui kapan masjid megah itu dibangun. Padahal pembangunannya sudah lama, dimana saat bangunan lama yang lokasinya di depan dirobohkan, bangunan baru (bangunan saat ini) terlihat masyarakat.
“Banyak warga
terkejut saat bangunan lama diroboh, ternyata sudah berdiri bangunan megah
dengan arsitektur unik, sehingga mereka menyebutnya masjid tiban,” cerita
Muhajir.

Belum lagi saat
masuk dan menelusuri 10 lantainya. Pengunjung dibuat terkesima dengan lobi dan
lorong dilengkapi akuarium yang di dalamnya berenang ikan ikan langka. Tempat
ini berada di lantai ketiga, yang kalau dari depan terlihat seperti lantai
pertama. Di lantai ini, pengunjung bisa shalat dan beristirahat. Sedangkan
lantai ke-4, 5, dan 6 diperuntukkan bagi keluarga pengasuh, musala, dan ruang
para santri.
Dari keunikan dan kemasyhurannya tersebut, Masjid Tiban Turen pun sering menjadi destinasi wisata. Apalagi ditopang isu “dibangun jin”, membuat orang penasaran untuk mengunjunginya.
Seperta yang dilakuakn jamaah Masjid al Azhar Permata Puri pada 22 Febriari 2020, berkunjung ke Pesantren yang terkenal dengan sebutan “Masjid Tiban” itu dipercaya dibangun pasukan jin. Wow, tentu sungguh mengagumkan namun juga ada “kengerian”.
Namun, menurut
Muhajir, pemandu wisata sekaligus ustaz di pesantren tersebut, Masjid Tiban
Turen, bukanlah masjid. Bangunan 10 lantai tersebut adalah pondok pesantren
sekaligus rumah kediaman pengasuh.Muhajir menuturkan, awal mula pesantren disebut masjid tiban atau masjid jin, karena tak ada warga sekitar yang mengetahui kapan masjid megah itu dibangun. Padahal pembangunannya sudah lama, dimana saat bangunan lama yang lokasinya di depan dirobohkan, bangunan baru (bangunan saat ini) terlihat masyarakat.
Memang
seluk-beluk bangunan tersebut sangat unik. Misalnya saat memasuki halamannya,
pengunjung disambut dengan bangunan semacam gerbang berornamen mewah. Begitu
pula menara yang menjulang tinggi, terlihat indah dengan perpaduan gaya khas
Turki dan India yang sarat nilai seni tinggi.
Sementara untuk
lantai ke-7 dan ke-8 terdapat toko dan kios-kios yang menyediakan beragam
kebutuhan, termasuk cenderamata. Dan yang tak kalah menarik, di lantai ke-9,
pengunjung akan menemukan desain bangunan yang menyerupai lereng gunung.
Bangunan ini menyambung dengan lantai ke-10 yang dibuat sebagai puncak
gunungnya.
Di samping
bangunan utama, kompleks seluas 6,5 hektare itu, masih memiliki bangunan lagi
di belakang. Bangunan yang masih dalam proses itu, merupakan makam pendiri yang
desainnya juga tidak kalah megah.
Menariknya, dalam
proses pembangunannya, pohon-pohon tetap dibiarkan tumbuh meski berada di
tengah bangunan. “Tidak pohon yang ditebang meskipun pohon tersebut menghalangi
bangunan. Jadi yang kami kalahkan adalah bangunan. Hal itu kami lakukan untuk
pelestarian alam, sekaligus sebagai pengejawantahan konsep rahmatan lil
‘alamiin,” pungkas dia.
Dari keunikan dan kemasyhurannya tersebut, Masjid Tiban Turen pun sering menjadi destinasi wisata. Apalagi ditopang isu “dibangun jin”, membuat orang penasaran untuk mengunjunginya.
Komentar
Posting Komentar