Manasik Haji di Firdaus Fatimah Zahra Serasa di Tanah Suci
SEBANYAK 331 calon jamaah haji Fatimah Zahra mengikuti manasik haji di Firdaus Fatimah Zahra, Jl Muntal Raya Mangusari Gunungpati Semarang, Sabtu (28/7). Manasik tersebut dibimbing langsung oleh Prof Dr Said Aqil Husain Al Munawwar dan dihadiri direksi serta sejumlah muthowif. Jamaah merasakan, praktek ibadah haji di tempat ini, serasa di Tanah Suci, sehingga memiliki gambaran seperti tempat yang sesungguhnya.
Direktur Utama Fatimah Zahra, Mochamad Rifky Azady, mengungkapkan, manasik haji ini digelar untuk memberikan gambaran kepada jamaah saat melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci Makkah dan Madinah.
“Kegiatan kali ini, sebagai rangkaian kegiatan manasik yang kami selenggarakan, di mana semua jamaah yang sebelumnya mendapatkan materi dan ilmu mengenai tata cara berhaji dan umrah. Selanjutnya jamaah diajak praktik seperti layaknya ibadah haji sesungguhnya. Sehingga, saat nanti di Tanah Suci, mereka sudah mempunyai gambaran saat menjalankan ibadah,” kata dia.
Dalam manasik tersebut, jamaah yang direncanakan bertolak ke Tanah Suci pada 14 Agustus 2018 itu, dihadapkan dengan tempat manasik haji yang lengkap. Berbagai replika tempat suci di Makkah maupun Madinah tersedia, mulai replika Kakbah, Jamarot, Arofah, masjid Nabawi hingga tempat-tempat bersejarah lain. Di tempat itu, mereka disimulasikan mulai berada di bandara, dalam pesawat, saat mengambil miqad untuk berihram, dan tiba di Bandara “King Abdul Azis” Jeddah.
Dalam simulasi tersebut, rombongan seakan tiba di lokasi dan diberi “paspor” dari Fatimah Zahra. Selanjutnya cek in di Bandara “King Abdul Aziz Jedah” dengan menunjukkan “paspor”. Kemudian diperiksa oleh bagian imigrasi.
Di dalam miniatur bandara ini terdapat loket pemeriksaan imigrasi, dan pengambilan koper. Ketika masuk ke dalam bandara, berjejer toko yang menjajakan oleh-oleh khas ibadah haji, toilet dan juga ruang tunggu nyaman. Suasananya persis seperti berada di bandara.
Setelah dari bandara, jamaah menuju ke replika Kakbah di miniatur Masjidil Haram. Di situ, jamaah praktik melakukan thawaf dengan mengelilingi Kakbah sebanyak tujuh kali seperti yang dilakukan umat muslim ketika melakukan ibadah haji/umrah.
“Kita akan mengerjakan ibadah haji tamattu, untuk itu kita praktikkan thawaf untuk umrah terlebih dahulu,” kata Prof Said Aqil, sembari melafalkan niat thawaf dan doa yang ditirukan para jamaah dan mengeliling replika kakbah tersebut.
Selepas praktik thawaf, jamaah jamaah masuk lorong untuk sai. Di sana jamaah mempraktikkan sai (lari-lari kecil) dari bukit Safa ke bukit Marwah dan diakhiri dengan tahalul.
Selanjutnya, jamaah diajak praktik bermalam di Muzdalidah, Arafah, dan Mina. Lalu mengambil batu dan praktik melempar jumrah di ula, wustha, dan aqabah. Di miniatur Arafah, jamaah juga berkesempatan mendaki “Jabal Rahmah” yang dibuat mirip seperti aslinya.
Selapas itu, jamaah diajak ke miniatur Masjid Nabawi. Di miniatur masjid ini terdapat replika Raudlah yang menjadi tempat faworit jamaah untuk melakukan ibadah. Di masjid Nabawi, jamaah nantinya dianjurkan untuk melaksanakan shalat arbain.
Di pengujung acara, Prof Said Aqil, berpesan, untuk menggapai kemabruran ibadah haji itu, harus didasari keihlasan dan dibekali dengan ilmu. Sehingga manasik haji ini sangat perlu diadakan, sebagai bekal jamaah untuk melaksanakan ibadah dengan baik dan benar sesuai tuntunan Rasulullah SAW.
![]() |
| PRAKTIK THAWAF: Calon jamaah haji Fatimah Zahra sedang mempraktikkan cara thawaf. |
![]() |
| Prof Dr Said Aqil Husain Al Munawwar sedang menjelaskan tata cara haji kepada calon jamaah |
Direktur Utama Fatimah Zahra, Mochamad Rifky Azady, mengungkapkan, manasik haji ini digelar untuk memberikan gambaran kepada jamaah saat melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci Makkah dan Madinah.
“Kegiatan kali ini, sebagai rangkaian kegiatan manasik yang kami selenggarakan, di mana semua jamaah yang sebelumnya mendapatkan materi dan ilmu mengenai tata cara berhaji dan umrah. Selanjutnya jamaah diajak praktik seperti layaknya ibadah haji sesungguhnya. Sehingga, saat nanti di Tanah Suci, mereka sudah mempunyai gambaran saat menjalankan ibadah,” kata dia.
Dalam manasik tersebut, jamaah yang direncanakan bertolak ke Tanah Suci pada 14 Agustus 2018 itu, dihadapkan dengan tempat manasik haji yang lengkap. Berbagai replika tempat suci di Makkah maupun Madinah tersedia, mulai replika Kakbah, Jamarot, Arofah, masjid Nabawi hingga tempat-tempat bersejarah lain. Di tempat itu, mereka disimulasikan mulai berada di bandara, dalam pesawat, saat mengambil miqad untuk berihram, dan tiba di Bandara “King Abdul Azis” Jeddah.
Dalam simulasi tersebut, rombongan seakan tiba di lokasi dan diberi “paspor” dari Fatimah Zahra. Selanjutnya cek in di Bandara “King Abdul Aziz Jedah” dengan menunjukkan “paspor”. Kemudian diperiksa oleh bagian imigrasi.
Di dalam miniatur bandara ini terdapat loket pemeriksaan imigrasi, dan pengambilan koper. Ketika masuk ke dalam bandara, berjejer toko yang menjajakan oleh-oleh khas ibadah haji, toilet dan juga ruang tunggu nyaman. Suasananya persis seperti berada di bandara.
Setelah dari bandara, jamaah menuju ke replika Kakbah di miniatur Masjidil Haram. Di situ, jamaah praktik melakukan thawaf dengan mengelilingi Kakbah sebanyak tujuh kali seperti yang dilakukan umat muslim ketika melakukan ibadah haji/umrah.
“Kita akan mengerjakan ibadah haji tamattu, untuk itu kita praktikkan thawaf untuk umrah terlebih dahulu,” kata Prof Said Aqil, sembari melafalkan niat thawaf dan doa yang ditirukan para jamaah dan mengeliling replika kakbah tersebut.
Selepas praktik thawaf, jamaah jamaah masuk lorong untuk sai. Di sana jamaah mempraktikkan sai (lari-lari kecil) dari bukit Safa ke bukit Marwah dan diakhiri dengan tahalul.
Selanjutnya, jamaah diajak praktik bermalam di Muzdalidah, Arafah, dan Mina. Lalu mengambil batu dan praktik melempar jumrah di ula, wustha, dan aqabah. Di miniatur Arafah, jamaah juga berkesempatan mendaki “Jabal Rahmah” yang dibuat mirip seperti aslinya.
Selapas itu, jamaah diajak ke miniatur Masjid Nabawi. Di miniatur masjid ini terdapat replika Raudlah yang menjadi tempat faworit jamaah untuk melakukan ibadah. Di masjid Nabawi, jamaah nantinya dianjurkan untuk melaksanakan shalat arbain.
Di pengujung acara, Prof Said Aqil, berpesan, untuk menggapai kemabruran ibadah haji itu, harus didasari keihlasan dan dibekali dengan ilmu. Sehingga manasik haji ini sangat perlu diadakan, sebagai bekal jamaah untuk melaksanakan ibadah dengan baik dan benar sesuai tuntunan Rasulullah SAW.


Komentar
Posting Komentar