HPTKes Indonesia Dorong Dosen Meneliti

HPTKes Indonesia Dorong Dosen Meneliti

- MoU Penulisan Jurnal
 




PRESENTASI: Ketua HPTKes Indonesia M Budi Djatmiko (tengah) sedang menyampaikan materi dalam seminar Peluang, Strategi, Hibah, dan Jenjang Penelitian pada Perguruan Tinggi Kesehatan Indonesia, di Aula STIKes Karya Husada Semarang, Senin (18/12).
 
 

SEBANYAK 69 orang perwakilan dari institusi perguruan tinggi kesehatan hadir mengikuti seminar bertajuk “Peluang, Strategi, Hibah, dan Jenjang Penelitian pada Perguruan Tinggi Kesehatan Indonesia, di Aula STIKes Karya Husada Semarang, Senin (18/12). Dalam acara yang digelar Himpunan Perguruan Tinggi Kesehatan (HPTKes) Indonesia tersebut, juga dilakukan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) kerja sama jurnal antar perguruan tinggi kesehatan.

Dalam sambutannya, Ketua HPTKes Indonesia M Budi Djatmiko yang juga sebagai nara sumber seminar, menyampaikan akan makna dan fungsi pentingnya dari riset dan kerja sama yang harus dilakukan oleh PTKes.
 
Sebab, menurut dia, saat ini PT Kesehatan sudah masuk ke dalam nilai yang sudah bagus, hanya saja nilainya masih disuplai. Karena diakui, rata-rata PTKes usianya masih muda. Meski demikian riset tetap menjadi hal utama, karena hal ini berkaitan dengan akreditasi maupun jenjang penilaian dosen perguruan tinggi, sehingga perus terus dipacu.
 

“Dalam pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi, seorang dosen tidak hanya berfungsi sebagai pendidik, namun juga sebagai peniliti dan melakukan pengabdian kepada masyarakat, sehingga ketiganya harus sama-sama dilaksanakan,” katanya.
 
Namun untuk mendapatkan nilai lebih dalam melakukan penelitian dan penerbitannya, perlu dilakukan kerja sama antar institusi. Pasalnya, jika penelitian dilakukan sendiri dan diterbitkan pada jurnal perguruan tingggi sendiri nilainya hanya satu. Tetapi jika penerbitannya pada jurnal perguruan tinggi lain, nilainya meningkat menjadi dua.
 

“Di sinilah perlunya dilakukan kerja sama antar institusi guna mendorong tercapainya akreditasi. Karena secara ketentuan, komposisi jurnal perguruan tinggi itu adalah 80 persen berasal dari luar institusi, sedangkan yang 20 persen baru dari dalam,” kata dia.
 
Sementara Sumarno dari Kopertis Wilayah Jawa Tengah, menyampaikan, tentang strategi memperoleh hibah penelitian dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat. “Banyak peluang untuk mendapatkan hibah, syaratnya adalah susun proposal dan ajukan,” katanya.
 

Sementara Sekretaris HPTKes Indonesia Gunarmi, menambahkan, kerja sama ini perupakan yang pertama. Ke depan, kerja sama bukan hanya sebatas jurnal, tapi juga bisa merambah ke pertukaran dosen, pelajar, atau penelitian bersama.  
 
“Memang kami sering melakukan kerja sama dengan perguruan tinggi luar negeri, namun untuk sesama perguruan tinggi kesehatan dalam negeri, baru kali ini kita lakukan. Ke depan kerja sama akan kita tingkatkan ke bidang lain,” katanya.
 

Ketua Bidang Akreditasi dan Pengembangan Institusi HPTKes yang juga Ketua STIKEs Karya Husada Fery Agusman, mengatakan, tujuan kegiatan ini untuk menjaring antar sesama perguruan tinggi di Indonesia, yang selama ini tidak pernah dilakukan secara intens. Terutama mengenai riset dan penelitian.
 
“Penelitian dan pengabdian masyarakat itu hal yang setrategis, sehingga perlu dikerjakan yang lebih instensif. Dan, hasil dari penelitian tidak hanya disimpan saja, tapi juga harus dipublikasikan sehingg manfaatnya bisa dirasakan orang banyak,” kata dia.
 

Ia menegaskan, dari kerja sama ini bukan hanya terhadap cara meneliti, tapi juga hasil dari keluarannya yang dipublikasikan. Sehingga diantara institusi bisa saling tukar hasil riset untuk dipublikasikan. Dari jurnal-jurnal yang sudah ada saat ini, harapannya bisa terakreditasi dan bisa bersaing dengan negara lain, khususnya di Asean.

Komentar