GMIS Bangun Gedung Sekolah di Grha Candi Golf

GMIS Bangun Gedung Sekolah di Grha Candi Golf
 
LETAKAN BATU PERTAMA: Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah Muljono disaksikan jajaran pimpinan Gandhi Seva Loka, meletakkan batu pertama untuk mengawali pembangunan gedung sekolah GMIS Semarang di Grha Candi Golf, Jumat (6/10)


Gandhi Memorial Internasional School (GMIS) Semarang memulai pembangunan gedung baru di Jl Bukit Panorama Grha Candi Golf Semarang. Pembangunan itu ditandai dengan peletakan batu pertama oleh jajaran pimpinan yayasan, sekolah, pejabat terkait, dan pengembang kawasan, pada Jumat, 6 Oktober 2017.

 
President Gandhi Seva Loka Shyam Rupchand Jethnani didampingi Chairman GMIS Jakarta Suresh G Vaswani, mengatakan, gedung sekolah baru akan dibangun dengan lima lantai yang dibangun secara bertahab. Dengan luas lahan 1,5 hektare, bangunan sekolah tersebut terdiri atas 20 ruang kelas, yang didukung dengan berbagai fasilitas, yaitu sarana olahraga, klinik kesehatan, laboratorium IPA, dan laboratorium komputer.
 
“Pembangunan akan dilakukan secara bertahap dan saat ini merupakan tahap pertama berupa bangunan dua lantai yang dibangun di atas lahan seluas  6 ribu meter persegi. Diharapkan dapat selesai pada Juni 2018 dan pada tahun depan sudah dapat ditempati untuk proses belajar mengajar,” terang Syham.
 
GMIS Semarang yang sudah beraktivitas sejak 2015 di Jl Setiabudi 77 Semarang, membuka pendidikan tingkat play goup, taman kanak kanak, sekolah dasar, SMP, hingga SMA dengan menerapkan metode kurikulum pendidikan Internasional. Dengan adanya bangunan baru di Grha candi Golf, sekolah tersebut makin nyata dalam mencetak generasi yang berkulitas.
 
Menurut Shyam, GMIS berada di bawah naungan Ghandi Seva Loka (GSL) merupakan sekolah ke-6 setelah sebelumnya didirikan di Jakarta dan Bali. Sekolah ini sudah ada di Indonesia sejak tahun 1950.
 
GMIS dalam proses pembelajaran akan mengacu pada kurikulum International Baccalaureate (IB). Kurikulum tersebut saat ini sudah di pakai di sedikitnya 199 negara di seluruh dunia.
 
Meski mengadopsi kurikulum IB (International Baccalaureate), ia memastikan GMIS tidak akan meninggalkan kurikulum nasional, termasuk Pendidikan Pancasila sebagai pelajaran wajib.
 
"Semua sekolah yang ada di Indonesia wajib ada Pendidikan Pancasila. Seluruh siswa harus tahu apa Pancasila dan bagaimana ber-Pancasila. Ini penting," kata dia.
 
Kurikulum IB, lanjut dia, secara garis besar kurikulum tersebut menerapkan metode pembelajaran yang membuat anak terdorong untuk berpikir mandiri dan kreatif, bukan dengan terus membaca dan melihat buku.
 
“GSL Indonesia tergerak mengembangkan sekolah karena ingin sama-sama memajukan generasi muda Indonesia. Karean itu, meski sekarang ini sudah banyak sekolah internasional di Indonesia, tetapi GMIS bukan menganggapnya sebagai sebuah persaingan, melainkan kita bersama-sama untuk membangun generasi muda yang bermutu,” kata dia.
 
Karena itu, lanjut dia, GMIS menerima siswa dari mana saja, yang tidak membedakan dari mana asalnya. “Silakan, siapa saja boleh masuk. Tidak ada pembedaan. Indonesia, terutama Semarang masih membutuhkan pendidikan yang lebih maju, makanya kami hadir di Semarang," katanya.
 
Sementara Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah Muljono menyatakan, hadirnya sekolah internasional di Kota Semarang diharapkan bisa memberikan angin segar bagi dunia pendidikan. Terutama, untuk meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) pendidikan. 




Komentar